Kemarau
Kemarau
Oleh Kang BariKekeringan sudah tujuh bulan melanda kampung kami. Tanah sawah merekah sebesar genggaman orang dewasa, pohon-pohon meranggas tinggal batang dan ranting menjuntai ke langit. Sejauh mata memandang hanya hamparan rumput kering dan onggokan batu cadas. Ternak, unggas, dan hewan piaraan lainya kurus tinggal tulang terbungkus kulit. Sumur-sumur kering kerontang, danau yang merupakan sat-satunya mata air di kampung kami hanya meninggalkan sedikit persediaan air yang bisa kami manfaatkan untuk keperluan sehari. Itupun harus antri untuk mendapatkan jatah 2 jeligen isi 24 liter setiap keluarga setiap hari.
Belum ada tanda-tanda akan turun huja, berita dari BMKG menyatakan diperkirakan hujan akan turun dua bulan lagi. Persediaan bahan makan warga juga sudah menipis alias diambang habis, kalau betul perkiraan dari lembaga resmi pemerintah itu berarti warga harus bersiap-siap menghadapi musim paceklik yang cukup panjang. Karena masa tanam padi masih lama dan terancam tidak turun ke sawah karena persediaan bibit padi sudah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Penyakit kulit mewabah hampir di seluruh kampung, yang terserang rata-rata anak-anak usia sekolah dasar. Disusul dengan mulainya serangan penyakit diare, setiap hari puskesmas dibanjiri pasien. Bahkan tidak sedikit mereka yang berobat ke Puskesmas dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah, untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
kondisi ini terus berlanjut hingga dua bulanberikutnya, ternyata perkiraan BMKG pun meleset sehingga menambah panjang derita msyarakat. Ternak warga sudah banyak yang mati karena kekurangan air, pemandangan yang seram karena di sana-sini bergelimpangan bangkai ternak dengan bau yang menyengat. Sungai-sungai kering kerontang tinggal hamparan batu, kerikil, dan pasir. Dedaunan di hutan dan kebun pun sudah tidak tersisa lagi
Di Balai Desa Sukasari dari pagi sudah nampak ada kesibukan, kursi dan meja tersusun dengan rapi. Beberapa perangkat desa sudah bersiap siaga di beberapa sudut dari gedung itu, di bagian lain nampak kesibukan mempersiapkan air minum dengan beberapa jeligen dibawa ke dapur kantor itu. Pak Kades sudah kelihatan sibuk di dalam ruanganya dari pagi hari, kemudian terlihat ia melangkah menuju balai. Sejenak ia berdiri memperhatikan susunan kursi sembari menghitungnya. Kemudian beliau memanggil salah satu perangkat desa.
"Pak Jayus, jumlah tempat duduk yang disediakan dan sesuai jumlah undangan ya?" tanya beliau kepada perangkatnya.
"Sudah Pak, kursi tadi ada 20 buah sesuai jumlah undangan yang kita buat kemarin," jawab Pak Jayus sambil sedikit menundukkan kepala.
"Oh ya terimakasih," sahut Pak Kades.
Kemudian mereka berdua masuk ke dalam ruangan kantor.
Pukul 08.30 warga yang diundang mulai berdatangan, kursi yang dusediakan sudah hampir terisi tinggal menyisakan beberapa saja. Pak Kades dan perangkat lainya sudah duduk di bagian depan setelah menyambut para undangan di pintu masuk tadi. Hari itu adalah pertama kalinya pihak desa mengumpulkan para tokoh masyarakat untuk bermusyawarah menghadapi kemarau yang sudah menimbulkan banyak permasalahan di kampung kami.
Musyawarah dipimpin langsung kepala desa.
"Assalaamu'alaikum wr wb," demikian Pak Jazuli mengawali pembicaraan pada musyawarah desa kali ini. Musyawarah berjalan dengan sangat komunikatif, hadir dari berbagai unsur. Ada dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, cendekiawan, dan juga generasi muda. Beberapa usulan yang akhirnya disepakati untuk mengatasi bencana kekeringan tahun ini. Yaitu bagi umat Islam akan mengadakan solat Istiqo', bagi umat lain juga akan mengadakan doa minta hujan, dan bagi penganut aliran kepercayaan juga dipersilakan mengadakan acra yang tujuanya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa memberikan jalan keluar dari bencana kekeringan.
Pada hari yang disepakati semua umat mengadakan kegiatan memohon doa. Termasuk umat Islam dari pagi sudah berduyun-duyun ke tanah lapang dengan membawa serta ternak mereka yang masih hidup. Mereka akan melaksanakan shalat Istisqo' di tanah lapang yang berada di depan masjid. Tua muda, laki-laki dan perempuan antusias mengikuti acara ini, mereka duduk bersap-sap memenuhi karpet yang sudah disediakan petugas.
#DAY7
#30DWC
#ODP
Komentar
Posting Komentar