Kota Seribu Pesona
Kota Seribu Pesona
Oleh Kang Bari
Pernahkah anda
membayangkan sebuah kota dengan seribu taman? Ya taman-taman yang indah seperti yang pernah anda baca dalam
cerita atau dongeng pengahantar tidur. Taman yang penuh dengan warna-warni
bunga, air mancur, kolam, lampu-lampu hias, tempat bersantai, dan segala macam
pernak-perniknya. Itu semua ada di kota kami. Anda akan menemukan taman itu
disetiap sudut kota. Di
taman itulah kami warga kota berkumpul setiap senja, bercengkerama menikmati
indahnya kota sambil menunggu warna merah langit menjadi jingga. Siapa saja dan
kapan saja bisa bergabung di sana tanpa harus dipungut biaya semua gratis.
Termasuk resto dan tempat pengobatan tidak ada yang dipungut biaya.
Jika saat adzan berkumandang semua penduduk
kota yang muslim berhamburan menuju ke masjid-masjid yang tersebar di seluruh
penjuru kota. Pedagang, karyawan, birokrat, sopir, petani dan segala macam
profesi warga kota tak satupun yang absen jika waktu shalat tiba. Semua
aktifitas itu mereka tinggalkan. Anda akan menyaksikan wali kota kami selalu
memimpin shalat berjamaah di masjid dekat kantornya. Seusai shalat mereka
dijamu dengan hidangan yang lezat, semua disediakan oleh takmir masjid cuma-cuma.
Buah-buahan dan minuman yang menyegarkan juga dihidangkan dijamuan itu.
Pada
hari minggu anda akan menyaksikan umat nasrani beriringan menuju gereja
untuk mengadakan kebaktian. Demikian juga pemeluk-pemeluk agama yang lainnya
pada hari-hari yang sudah mereka jadwalkan. Wali kota sudah menyediakan tempat
ibadah bagi semua pemeluk agama secara proporsional. Meskipun tempat ibadah
saling berdekatan tetapi tetap terjaga toleransi antar umat beragama di kota
kami. Tidak pernah terjadi persinggungan SARA.
Anda tidak akan mendengar di media masa berita
pencurian, perampokan, pemerkosaan, dan lain-lain berita criminal dari
tempat ini. Di kota kami
warganya hidup damai, tentram sejahtera. Petugas keamanan siaga 24 jam, selain
itu kesadaran taat hukum memang menjadi ciri warga kota. Mereka saling menjaga
keamanan dan ketertiban. Kemacetan lalu lintas yang sering anda tonton di layar
televisi tidak akan anda temui sepanjang jalan di kota ini. Rambu-rambu lalu lintas terpasang
di sepanjang jalan kota, CCTV tak perlu dipampang disetiap persimpangan jalan. Kesadaran
berlalu lintas sudah ditanamkan sejak dini yaitu semenjak di bangku PAUD.
Banjir itu kata yang asing bagi kami warga kota
ini. Karena peristiwa itu tidak pernah terjadi di sini. Drainase di kota
ini diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada siring dan got yang tersumbat,
kotak-kotak sampah tersedia di setiap depan rumah warga. Petugas kebersihan
siaga selalu, truk-truk pengangkut sampah hilir mudik membuang limbah rumah
tangga.
Pengangguran yang sering jadi
penyulut berbagai permasalah sosial di kota-kota besar, tidak terlihat dikota
kami. Warga kota ini sangat kreatip, mampu
menciptakan lapangan kerja sendiri. Bagi mereka yang tidak mampu
menciptakan lapangan kerja pemerintah kota telah menyediakan lapangan kerja
dengan membuka berbagai macam usaha milik pemerintah kota.
Kesempatan memperoleh pendidikan
yeng bemutu menjadi program pemerintah kota dalam rangka menyiapkan generasi
yang handal. Generasi yang mampu bersaing di era globalisasi dengan tidak
mengesampingkan pendidikan agama. Sekolah tidak dipungut biaya mulai dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi, bahkan anak-anak yang berprestasi
mendapat besiswa.
Gejolak perpolitikan belum pernah
terjadi di kota kami saat terjadi pergantian kepemimpinan. Kesadaran politik
warga kota cukup tinggi kalau tidak boleh dibilang sempurna, politik uang tidak
ada dalam kamus warga. Pilihan sesuai dengan hati nurani menjadi trade mark
etrsendiri.
Suatu hari terdengar berita bahwa
kota tetangga dilanda bencana tsunami, maka berdatanganlah warganya ke kota
kami sebagai pengungsi. Selaku warga yang baik tentu kami semua menerima
saudar-saudara pendatang dengan tangan terbuka. Beberapa waktu mereka membaur
bersama kami, ada yang beraktifitas sebagi pedagang, karyawan, pemulung dan
lain sebagainya. Mereka merasa tenteram dan damai menikmati kehidupan sosial di
kota ini. Berhitung bulan dan tahun maka mereka akhirnya ada yang menetap di
kota ini. Mereka akhirnya ada yang sukses dan menguasai perekonomian, media ,
pendidikan, dan lain-lain.
Kedamaian kami mulai terusik,
sedikit-sedikit mulai ada permasalah sosial. Hal ini mulai dirasakan oleh warga
kota semenjak berdatangan warga asing yang mulai menguasai beberapa sumber ekonomi vital.
Mereka tidak menghormati dan mematuhi kebiasaan dan budaya warga kota asli.
Bahkan mulai berani melanggar etika birokrasi. Tetapi apalah kami, hanya warga
biasa. Penguasa kota lah yang seharusnya mengambil langkah bijak.
#Tantangan ODOP 7# Genre Fantasi
(Utopia)
Ditunggu kelanjutannya.
BalasHapusmksh dah mampir Mas Yoga
Hapus