Cintamu Tidak Akan Tergantikan



Cintamu Tidak Akan Tergantikan

Oleh Kang Bari

 Lidahku kelu, anganku buntu harus dari mana aku memulai merangkai kata-kata, mengungkapkan perasaan yang terukir indah dalam hatiku. Agar engkau tahu bahwa rasa itu tak pernah layu oleh hembusan angin panas dari Gunung Merapi. Tak pernah tumbang oleh terjangan angin puting beliung. Perasaan itu begitu kuat dan kokoh, akar-akarnya menghunjam kedasar kalbu, rantingnya rindang bersemi dalam jiwa. Pucuknya tumbuh menjulang mencapai ketinggian rasa.

Walau jarak memisahkan kita, tapi rasa itu begitu menggelora. Semakin jauh jarak kita semakin kuat rasa itu memburu dalam kalbu. Ketika alam menyenandungkan lagu simponi cinta, berkidungkan kasih dan sayang, aku semakin merindukan kehadiranmu. Ingin bercengkerama bersama, bermain di taman impian. Bersenda gurau di teras kasih sayang.

Doamu selalu menyertai setiap  langkahku, bayangan wajahmu senantiasa menggelayut di sudut anganku. Wajah teduh penuh kasih sayang, terpancar dari tatapan yang tulus. Darimu aku mengenal cinta dan kasih sayang . Darimu pula aku mengerti arti kehidupan.

Waktu terus berlalu, bentangan umur semakin jauh. Ketika aku lelah dalam langkahku ingin kembali di pangkuanmu, merindukan belaian tangan lembutmu. Ketika rintangan menghadang ingin rasanya aku jatuh dalam pelukan hangatmu. Saat napasku terengah-engah mendaki puncak kehidupan ingin aku singgah dalam keteduhan cintamu.

Saat aku terjepit dalam himpitan perjuangan hidup dirimu menjadi penyemangat. Ketika aku haus dalam perjalanan di tengah ganasnya gurun kehidupan engkau mata air kehidupan. Ketika aku lelah mengepakkan sayap pengembaraan engkaulah sarang kedamaian tempat aku kembali.

Namun , sedalam  apa aku mencintaimu. Setangguh apa pun  aku memelukmu, kehendak Allah di atas segalanya. Allah telah memisahkan kita, kodratNya berlaku atas semua makhlukNya. Perpisahan yang terhalang dinding keabadian. Disaat burung-burung mulai mengepakkan sayapnya, disaat mentari pagi keluar dari peraduannya takdir itu berlaku bagi dirimu.  Bagaikan mimpi diriku, tak yakin dengan takdirmu. Tubuh mungil itu terbujur kaku, diselimuti kain putih. Perjuanganmu telah usai, tugas muliamu telah selesai.. Diriku tertunduk di sisi jasadmu yang sudah terbujur kaku, air mataku mengantar kepergianmu. Selamat jalan cinta abadiku, selamat jalan ibuku. Lantunan doa lalu kupanjatkan, kehadirat Illahi Rabbi. Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wakfu’anha.

Kini semua tinggal kenangan, yang terukir indah di sudut-sudut hatiku. Terpatri rapi di teras jantungku. Bersemayam gagah di ruang ingatanku. Belaian jemari lembutmu tidak lagi ku temukan. Untaian kata-kata indahmu tidak lagi dapat ku dengarkan. Pelukan hangat mu tidak lagi bisa kurasakan. Enam puluh tujuh tahun engkau mengasuhku, memotifasiku, membimbingku, dan mencintiku tanpa kenal waktu. Tak pernah sekalipun engkau jemu terhadap kelakuan nakal anakmu. Ibu…cintamu abadi tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun dan oleh siapapun.

#Tanatangan ODOP#Tema Cinta Pertama.






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Abadi

Hamid

Pelukis