Biduk Itu Menembus Gelombang
Biduk Itu Menembus Gelombang
( Bagian 7 )
Oleh Kang Bari
Terdamparnya kapal penumpang di
Pulau Angsa segera tersebar berkat beberapa kapal nelayan yang sedang berlayar
di sekitar perairan pulau tersebut. Dua jam berikutnya datanglah tim SAR lewat
udara dengan menggunakan helikopter, yang akhirnya evakuasi korban ditangani
sepenuhnya oleh tim tersebut. Beberapa korban yang kritis langsung diterbangkan
ke Pangkal Pinang untuk dirujuk ke Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru Riau.
Esok harinya harian lokal telah
menjadikan berita terdamparnya kapal penumpang di Pulau Angsa sebagai Head
Line. Demikian juga berita di medsos sudah ramai membicarakan peristiwa
tersebut dan foto-fotonya menjadi viral.
Pak Ahmadi paman Jumadi pagi itu
setelah sarapan seperti biasa mengecek barang-barang paket yang datang malam
hari di ruko sebelah rumah yang dijadikan kantor usahanya. Selesai mengecek
beliau membuka koran harian lokal yang baru saja diantar oleh agen harian
tersebut. Begitu membuka halaman pertama koran tersebut terbaca olehnya “
Sebuah kapal penumpang terdampar di Pulau Angsa”. Seketika ia teringat
keponakannya yang kemarin berangkat naik kapal laut. Maka segerah ditemui anak
sulungnya yang kemarin mengantar Jumadi ke Pelabuhan Batu Ampar. Kemudian
mereka berdua meneilti nama-nama penumpang yang tertera di harian lokal pagi
itu. Satu persatu nama penumpang dan alamat sesuai dengan KTP dibacanya dengan
seksama.
“Ini Yah...ada nama Mas Jumadi,”
teriak Toha sambil menunjuk tulisan yang di koran itu.
“ Yang benar aja,” celetuk Pak
Ahmadi seolah-olah tidak percaya.
“ Betul Yah...ini Jumadi alamat
Jln. Husni Tamrin, Argamakmur , Bengkulu Utara,” terang Toha kepada ayahnya.
Jumadi nama salah satu korban
kritis yang sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru, disitu
lengkap tertulis dengan alamatnya. Bahkan dengan keterangan mengalami patah
tulang kaki dan tangan. Perasaan iba menggelayut dalam benak Pak Ahmadi
terhadap keponakannya yang baru saja bekunjung di rumahnya. Kemudian ia
berembuk dengan keluarga untuk mensikapi peristiwa yang terjadi itu. Mengingat
jarak Kota Batam dan Pekanbaru cukup jauh dan harus menyeberangi lautan dengan
naik kapal juga.
Diputuskanlah bahwa Toha anak
sulungnya yang di utus untuk menjenguk Jumadi di RSUD Achmad Arifin Pekanbaru.
“ Kalu begitu kamu saja Ha yang
berangkat ke Pekanbaru,” tandas Pak Ahmad memerintahkan kepada anak sulungnya.
“ Kapan Yah saya berangkat?”
tanya Toha kepada ayahnya.
“ Kamu mencari informasi dulu ke posko di pelabuhan, biar mendapat kepastian” jawab Pak
Ahmadi.
Siang itu anak tertua Pak Achmadi
berangkat mencari kabar keberangkatan kapal di Pelabuhan Batu Ampar, dengan
naik sepeda motor maka berangkatlah ia. Membelah hiruk pikuknya lalulintas di
jalan kota Batam Toha melaju menuju Pelabuhan Batu Ampar.Tiga puluh menit
perjalanan sampailah ia di pusat informasi pelabuhan tersebut. Segeralah ia menemui bagian informasi di kantor itu.
“ Assalamu’alaikum wr wb,” ucap
anak bungsu Pak Ahmadi.
“ Wa’alaikumus salam, masuk Dik”
jawab petugas yang sedang piket di posko bencana.
“ Ada yang bisa saya bantu?”
tanya petugas berikutnya.
“ Begini Pak, kami keluarga
korban kapal yang terdampar kemarin. Kedatangan kami kesini menanyakan kapan
ada pemberangkatan kapal menuju Pekanbaru?” tanya jumadi kepada petugas itu.
“ Oh ya.. terima kasih Dik sudah
hadir kesini. Begini Dik, karena sekarang sedang musim badai maka dalam dua
atau tiga hari ini belum ada jadwal pemberangkatan kapal. Nanti kalau sudah dipandang
aman baru kita berangkatkan. Sekarang begini saja Adik tulis didaftar anggota
keluarga korban di buku ini. Sewaktu-waktu bisa kita hubungi,” demikain
keterangan petugas itu. Toha pun menuliskan nama dan lamat serta nomor telepon
yang bisa dihubungi pada daftar anggota korban. Segera ia mohon pamit dari
kantor tersebut.
“ Ini sudah saya catat di buku
Pak, saya mohon pamit,” ucap Toha kepada petugas.
“ Ya, terima kasih dik, silakan
tunggu kabar berikutnya,” jawab petugas di kantor.
Sesampainya di rumah segera ia
menemui ayahnya dan menceritakan halnya apa
yang sudah dilakukan di kantor pelabuhan Batu Ampar tersebut.
“ Oo...begitu ya, kalau demikian
kita harus segera memberi kabar kepada istrinya,” kata Pak Ahmadi.
“ Sebaiknya begitu Yah,” kata Toha
menyetujui usul ayahnya.
Bersambug....
Komentar
Posting Komentar