Setetes Embun
Setetes Embun
( Bagian 8 )
Oleh Kang Bari
Ustad Furqan yang memakai baju
koko warna putih, peci putih,dan celana hitam mengamati Parto mencopot beberapa
gambar orang dan hewan yang terpampang di dinding rumah itu. Setelah semua
gambar di turunkan beliau meminta semua yang hadir untuk mengambil air wudu dan
menutup aurad atau memakai mukena bagi ibu-ibunya. Lalu ustad itu membimbing Seno duduk bersila di tikar yang
sudah persiapkan di tengah ruangan. Sumarti dan beberapa wanita yang hadir
dalam ruangan itu mengenakan mukena putih, Ahmad, Arif, Parto dan beberapa
laki-laki dewasa juga hadir di ruang itu.
“ Semua sudah mengambail air wudu?’ pertanyaan ustad itu meyakinkan para
hadirin yang masuk dalam ruang.
“ Sudah Pak , “ jawab mereka
serentak.
“ Baiklah bapak , ibu kita akan
memulai ruqyah ini, saya berharap semua yang hadir untuk bisa mengikuti dengan
khusuk.”
Ustad muda itu mengambil tempat
tepat dibelakang Seno dengan posisi berdiri, tangan kanan beliau memegang
kepala anak itu.
“ Mari kita semua membaca
istighfar tiga kali untuk memohon ampun kepada Allah SWT, Astaghfirullah hal
‘adzim aladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaihi” yang di ikuti
oleh semua yang hadir. Kemudian ustad melantunkan kalimat ta’awudz,”A’udzubillahi
minasy-syaithanir rojim,” kemudian surat Al fatihah,” bis millahir rahman
nirrohim. alhamdulillahi robbil’alamin. Arrahmannirrahim...”
Tiba-tiba tubuh Seno bergetar
hebat kemudian berteriak,”Panas-panas.”
Mendengar yang demikian itu semua
yang hadir baik di dalam maupun yang berada di luar langung berdiri, ingin
meyaksikan apa yang terjadi. Ustad muda itu terus saja melanjutkan lantunan
surat Al Fatihah dengan suaranya yang sangat merdu dan fasih. Sementara
pasienya terus berteriak kepanasan dan kesakitan dan akhirnya bacaan itupun
selesai, setelah beberapa menit kemudian Seno mulai tenang.
Ketika usatad melanjutkan surat
ali Imran kembali terjadi reaksi pada pasien, kali ini Seno mual-maul hebat
sekali. Kemudian ustad minta disediakan ember untuk bersiap-siap kalau memang
pasien ini muntah benar. Dengan tenang dan sabar ustad muda ini melantunkan
ayat-ayat ruqyah, nampak kekhusukan beliau dalam melakukannya. Dari keningya
nampak muncul butiran-butiran bening kemudian mengalir membasahai wajahnya yang
bersih dan berwibawa. Sesekali ia mengambil saputangan yang berada dalam saku
celana untuk mengelap.
Kini Seno betul-betul muntah,
sementara Parto kakak Sumarti memegang ember untuk menampung muntahan
keponakanya itu. Anak itu kini kelihatan lesu karen energinya terkuras dengan
beberapa kali muntah, beberapa menit kemudian Seno terkulai lemas dan tertidur.
Maka ustad mengakhiri lantunan ayat-ayat ruqyahnya.
Detik-detik menegangkan telah
terlewati, semua yang hadir mengucap syukur dan menghela napas lega. Kemudian
ustad itu duduk dan mengambil gelas yang berisi air minum, sesaat kemudian ia
minum lalu mengusap wajah beliau yang basah keringat dengan sapu tangan.
“ Hadirin sekalian, ini Seno
sedang tertidur karena kecapekan dan insya Allah tidak lama ia akan bangun,”
penjelasan Ustad Furqan.
“ Ada beberapa hal yang perlu
kita ketahui berkenaan dengan kejadian kesurupan ini, bahwa jin itu bisa masuk ke tubuh manusia karena beberapa sebab.
Pertama jin itu datang sendiri
karena kondisi kejiwaan orang tersebut labil. Penyebab labil ini karena :
terlalu sedih, terlalu senang, sering melamun, dan bisa juga karena dendam jin
itu kepada manusia. Kedua karena jin
itu di undang oleh orang tersebut misalnya dengan meminta bantuan jin,
mengucapkan mantera-mantera, memelihara jimat, memasang susuk dan sejenisnya. Ketiga adalah jin itu masuk kedalam
tubuh manusia karena disuruh oleh pihak lain, baik dari golongan manusia atau
dari golongan jin itu sendiri,” demikian penjelas ustad.
Tanpa disadari oleh yang hadir
semua ternyata Seno sudah bangun dan ikut mendengarkan penjelasan tadi. Keudian
ada diantara yang hadir bertanya,” Bagaimana tanda-tanda orang kemasukan jin
Ustad?”
“ Tanda-tandanya adalah pertama bertingkah laku tidak wajar
misalnya tenaganya melebihi kekuatan manusia, bersuara yang bukan suara
aslinya, makan berlebih-lebihan, tidur berkepanjangan dan lain-lain. Kedua kalau kita bacakan ayat-ayat Al
Quran ada reaksi misalnya, merasa panas, takut, enjerit-jerit bahakn bisa
muntah-muntah sperti yang kita saksikan tadi,” penjelasan ustad muda itu.
“ Satu hal yang hal yang tidak
kalah pentingnya adalah bahwa jin atau syaitan itu selalu berbohong. Jika kita
menjumpai orang kesurupan kemudian di bacakan ayat-ayat ruqyah ia berbicara dan
barjanji akan keluar dari tubuh korban dengan minta syarat maka jangan
sekali-kali di turuti permintaan itu. Meskipun syarat itu kelihatanya baik
seperti mau keluar kalau di bacakan surat tertentu. Maka kalau kita penuhi
syaratnya itu ia tidak akan keluar dan sang peroqi
sudah terkalahkan oleh jin,” demikian jawab ustad.
“ Bagaimana supaya kita terhindar
dari kesurupan Ustad?” tanya jamaah yang
lain.
“ supaya kita semua terhindar
dari gangguan jin adalah selalu berdoa padaat saat melakukan kegiatan apapun,
misalnya mau makan kita membaca doa, mau tidur membaca doa, mau ke kamar kecil
baca doa, mau pergi membaca doa pokoknya setiap mau memulai dan mengakhiri apa
saja harus mebaca doa,” jawab Ustada
Furqan.
Setelah mendapat penjelasan yang
gamblang para hadirin merasa puas, dan waktu pun semakin larut. Satu persatu
warga yang dari sore berkumpul di rumah
Sumarti itu pamit, mereka bersalaman
dengan Ustad Furqan bergantian. Tak henti-hentinya mereka
juga mengucapkan terima kasih. Kemudian setelah para warga pulang ustad
itu memberi motifasi kepada Seno yang sudah terlihat lebih segar pasca
diruqyah. Juga memberi penguatana kepada keluarga besar Parto yang hadir malam
itu. Waktu pun beranjak malam dan ustad Furqan beserta dua orang rekanya mohon
diri dari rumah Sumarti.
Sebelum ustad pamit Parto atas
nama keluarga besar mengucapkan terima kasih ats bantuanya dan permohonan maaf
atas segala kekurangan dalam peyambutan di rumah itu.
“ Saya mengucapkan terima kasih
Pak atas pertolonganya, sehingga Seno sembuh dan saya juga mohon maaf kalau
kurang bisa menghargai Bapak di sisni,” demikan Parto.
“ Sama-sama Pak, saya juga minta
maaf kalau kurang berkenan di hati bapak dan keluarga, kemudian kami mohon
pamit,” jawab ustad Furqan seraya mengucapkan, “Assaamu’alaikum wr wb,”
Serentak keluarga besar Parto
membalas, “ wa’alaikumus salam Wr. Wb.
Bersambung......
Komentar
Posting Komentar