Nasehat untuk diri

Nasehat untuk diri
Oleh Kang Bari
Hai jiwa....
Kau berasal dari sesuatu yang tidak bisa disebut.
Lalu dirimu dijadikan dari sari pati tanah.
Kemudian kau diciptakan dari setetes air hina.
Menjadilah segumpal darah.
Terbentuklah segumpal daging.
Lalu dijadikanya tulang belulang.
Tulang belulang itu kemudian dibungkus daging.
Berkembang menjadi janin.
Allah tiupkan padamu ruh.
Kemudian Allah ambil kesaksianmu.
Dengan Firmanya "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
"Benar Engkau Tuhan ku" itu jawabmu.
Sembilan bulan sepuluh hari kau. bertapa dalam rahim ibumu.
Gelap menyelimutimu.
Susah yang bertmbah-tambah.
Untaian doa dipanjatkan ayah bunda.
Ya Allah jadikanlah umat yang satu.
Jadikanlah dia muslim.
Jadikanlah umat yang prtetengahan.
Jadikanlah mujahid dijalanmu.
Jadikanlah penyejuk hati bagi kami.
Ringankanlah mengandungnya.
Mudahkanlah melahirkanya.

Hai jiwa...
Kini kau telah terlahir.
Allah anugerahkan pendengeran, penglihatan dan hati.
Suara adazan menyambutmu.
Iqamah  meneguhkam hatimu.
Menjauhkan dari bujuk rayu syetan.

Hai jiwa...
Tujuh hari dirimu dijagad fana.
Tersebut sudah sebuah nama.
Hewan aqiqah telah teralirkan darahnya.
Rambut telah tercukrlur dari kepala.
Perak setimbang rambut untuk sedekah juga.

Hai jiwa...
Masa balita ganjaranmu.
Ditimbang dan  diimunisasi setiap bulan.
Gendongan ibu menghantar ke posyandu.
Pelukanya hangatkan kasih sayang.

Hai jiwa....
Abata....diperkenalkan.
Agar dirimu tumbuh menjadi anak soleh.

Hai  jiwa...
Anak- anak menjadi panggilanmu.
Menuntut ilmu jadi kewajiban.
Belajar salat harus kamu lakukan.
Sepuluh tahun jadi kewajiban.
Boleh dipukul kalau kamu tinggalkan.

Hai jiwa...
Masa remaja penuh cerita.
Mencari jatidiri setiap lini kehidupan.
Mencari idola dan kekaguman.

Hai jiwa...
Sekarang kau menjelma dewasa.
Pertanggung jawaban sudah masanya.
Berdikari merupakan opsesi.

Hai jiwa...
Berapa waktu yang sudah kau buang untuk dunia, berapa juga kau tabung untuk akherat.
Berapa rupiah untuk kenikmatan dunia, dan berapa rupiah untuk keabadian akherat.
Berapa banyak pangilan ibu kau abaikan dan berapa banyak panggilan majikanmu kau taati.

Hai jiwa...
Jadikan pundi-pundi amalmu juga pundi-pundi keihlashan.
Jadikan hari-harimu bernilai ibadah.
Semai cinta sesama agar tumbuh jadi kasih sayang.

Hai jiwa...
Usiamu bukan milikmu.
Hanyalah titipan sementara.
Cepat atau lambat akan diambil mpunya.
Serahkan jika saatnya tiba
La ilaha ilallaha pamungkas kata husnul khotimah

====>>>>Argamakmur 5 Nopember 2017











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nenek Bariyah Wanita Tangguh

Hamid

Pelukis