Satu Jam Bersama Setan
Satu jam bersama
setan
Oleh Kang Bari
9 Oktober 2017
Pengumuman dari pengeras suara
bandara Fatmawati Soekarno menggema, bahwa penerbangan Bengkulu dengan maskapi
penerbangan yang akan ku tumpangi segera berangkat. Segera KTP dan tiket
ku ambil dari kantong celana, agr tidak repat saat pemeriksaan. Deretan
penumpang antri masuk lewat pintu 1, satu demi satu penumang diperiksa oleh
petugas maskapai tersebut.
Berjalan di landasan pacu pesawat
menuju pesawat terasa begitu panas, karena memang cuaca sedang cerah. Antrian
juga terjadi saat menaiki tangga, berdiri di depanku sorang wanita dengan rok
mini. Tanpa sengaja pandanganku tertuju pada paha wanita tersebut, dalam hati
aku beristighfar. Mencoba menundukkan pandangan dari panah-panah setan, tetapi karena tangga naik
terpaksa pandanganku sedikit ke atas, astaghfirullah kembali pandanganku
terbentur pada pandangan tadi.
Pramugari memberi salam ketika
para penumpang memasuki ruang pesawat, sambil menanyakan tempat duduk. Sepuluh
B tempat duduk yang tertera di tiket, aku berjalan celingukan mencari nomor
itu. Bersyukur belum ada yang masuk deretan itu sehingga tidak perlu permisi
untuk mengambil tempat duduk sesuai nomor itu. Beberapa menit kemudian datang
seorang pria mengambil tempat duduk nomor 10 A, alhamdulillah dalam hatiku.
Menjelang menit-menit terakhir
kursi sebelah belum ada yang menempati, beberapa kali aku menoleh ke belakang
juga belum ada penumpang yang naik lagi. Pada saat jam pemberangkatan pilot
mengumumkan bahwa ditunda beberapa saat karena ada satu penumpang yang
ditunggu. Pramugari menghitung penumpang, panganku terkesima sejenak. Ternyata
rok panjang yang dipakai pramugari itu belah sampai ke atas.
Astaghfirullah...dalam hati.
Sejurus kemudian naiklah seorang
penumpang wanita dengan rambut pirang, celana pendek dan ya ampun....pakai
yukensi. Satu-astunya tempat duduk yang belum terisi adalah 10 C. Dengan
terlebih dahulu permisi dia duduk di sampingku. Pilot mengumumkan penerbangan
akan segera dimulai. Membaca koran yang diberikan pramugari menjadi kesibukan
yang mengasyikkan selain untuk mengalihkan pandang yang tidak selayakny
dilihat. Tetapi godaan untuk melihat juga begitu kuat.
“Minumnya apa Mas,” suara
pramugari menyapa. Mataku kembali tertuju pada roknya, ketika harus mengambil
minumann pun tak bisa terelakan dari pandangan pada baju yukensi wanita sebelah
kursi. Menikmati secangkir kopi dan sepotong roti untuk menghilangkan rasa kantuk.
Tiba-tiba wanita di sebelah
menyandarkan kepalanya di bahu, rupanya ketiduran. Empat puluh lima menit
penerbangan pramugari mengumumkan unutk tetap menggunakan sabuk pengaman,
karena sudah dekat waktu pendaratan. Mataku kembali menoleh dan membentur
panah-panah setan. Saat pesawat mendarat barulah wanita itu terbangun.
==รจ>>Argamakmur....

Komentar
Posting Komentar