Sandal Pak Ustad
Sandal Pak Ustad
Oleh Kang
Bari
Selesai solat isya santriwati bergegas ke kamar
masing-masing mengambil buku, bersiap-siap untuk mengikuti kelas malam di aula
asrama putri. Materi malam ini cukup menarik karena berkaitan dengan masalah remaja.
Regu piket sibuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dipakai ustadzah Ainun
untuk presentasi. Proyektor, layar, meja kecil dan kursi telah disiapkan semua.
Sesuai jadwal acara dimulai pukul 19.15 , satu demi satu santriwati sudah
menempati kursi aula tempat acara berlangsung. Sepuluh menit sebelum acara
dimulai semua santriwati sudah hadir.
Lima menit kemudian Ustadzah. Ainun memasuki aula, mengenakan gamis warna ungu
tua, jilbab ungu muda dan tidak ketinggalan kaca mata minusnya karena memang
Beliau menderita rabun jauh. Senyumnya mengembang menyapa santriwati yang sudah
dari tadi menunggu sembari mengucap,” Assalaamu’alaikum wr wb”.
Sepontan
semua santriwati mewnjawab,” Wa’alaikumus salam wr wb”.
Acara kelas malam dimulai dengan lantunan surat
alKahfi oleh salah seorang santriwati. Berlangsung dengan tertib, para santri
putri sangat antusias selain memang materinya pas untuk para remaja juga karena
Ustadzah Ainun sangat piawai dalam memberikan materi malam ini. Berjudul
Pacaran menurut pandangan Islam di sampaiakn dengan power point dan dilengkapi
juga dengan video penunjang yang pas sekali dengan judulnya. Pertanyaan
pancingan dari Ustadzah menjadi motivai tersendiri bagi santriwati untuk
merespon dan sekaligus membangkitkan
semangat bertanya juga. Sehingga terjadilah dialog banyak arah dan cukup
rapi, karena memang dipandu oleh seorang
moderator yang sangat mahir dalam bidangnya.
Pada akhir acara di buat resume dari materi
tersebut kurang adalah:
Pengertian pacaran
menurut KBBI karya Purwodarminto, pacaran adalah,” Pergaulan antara laki-laki
dan perempuan, bersuka-sukaan mencapai apa yang mereka senangi”.
Hukum pacaran dalam Islam:
Dalam
kegiatan muamalah aatu interaksi
kepada sesama manusia, segala perbuatan asalnya adalah boleh, hingga ada dalil
yang melarangnya, maka perbuatan tersebut menjadi haram. Dalam masalah pacaran
ini ternyata ada dalil di dalam alQuran dan hadist yang melarngnya.
Firman
Alloh SWT dalam Surat al Isra ayat 32.
“ Dan janganlah kamu mendekati zina,
sesungguhnya zina itu adalah perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS.17;32)
Hadist
Rasulullahi SAW.
“ Dari Ibnu Abas ra. Ia berkata: Aku mendengar
Rasulullahi SAW berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki
berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan
janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali beserta ada mahramnya”.
(Muttfaq alaihi).
Dengan
dasar kedua dalil tersebut dan ditambah penggertian menurut KBBI, maka bisa
disimpulkan bahwa secara umum pacaran dilarang di dlam agama islam.
Pukul 20.45 acara ditutup, Ustadzah Ainun
meninggalkan ruangan diikuti santriwati.
Bersama Ustadzah Ainun adalah Ustadzah Nur Annisa yang sedari tadi menjadi
moderator. Mereka berjalan berdua menuju kediaman ustadzah Nur Annisa yang
berada di komplek pesantren. Sambil menunggu sang suami menjemput , mereka
berdua diskusi ringan dan ngobrol santai kebetulan suami ustadzah Nur Annisa
sedang mendapat tugas ke luar kota dari pesantren.
Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti di halaman
pesantren, rupanya suami ustadzah Ainun sudah datang. Segeralah mereka berdua
mengakhiri obrolanya dan pamit karena hari
sudah cukup malam. Mobil melaju meninggalkan halaman pesantren, beliau
berdua pasangan yang sudah 10 tahun menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Pernikahan
mereka tidak didahului dengan pacaran, dikenalkan oleh ustad dan ustadzahnya di
pesanten tempat menimba ilmu. Setelah proses ta’aruf atau berkenalan maka
dilanjutkan dengan pinangan. Dua bulan berikutnya dilaksanakan proses pernikahan.
Dilaksanakan dengan cara yang sederhana , dihadiri oleh sanak saudara dekat,
teman-teman dari pesantren serta ustad dan ustadzahnya. Ijab qobul mengambil
tempat di masjid dekat rumah orang tua Ustadzah Ainun.
Perjalanan menuju rumahnya melewati perkampungan yang masih tergolong
sepi, menikmati perjalanan malam sembari menyaksikan keindahan bulan purnama. Sambil
menikmati alunan nasyid “ Istri Sholehah”
Istri cerdik yang sholehah
Penyejuk mata penawar hati
Penajam pikiran
Di rumah dia istri di jalanan kawan
Di waktu kita buntu
Dia penunjuk jalan
Pandangan kita
diperteguhkan
Menjadukan kita tetap pendirian
Ilmu yang diberi dapat disimpan
Kita lupa dia mengingatkan
Dia umpama tongkat sibuta
Bila tiada satu kehilangan
Dia ibarat simpanan ilmu
Semoga kekal diwariskan
Tidak
terasa perjalan sudah memasuki pekarangan rumah, Ustad Farhan mengarahkan
mobilnya ke ruang parkir yang berada di sebelah kanan rumah. Mereka berdua
turun dari mobil kemudian sambil bergandengan tangan berjalan beriringan menuju
teras , saat kaki mau menginjak teras tiba-tiba Ustad Farhan mengeluh,”
Waduh...,” sambil meliat kearah kaki kananya.
“ Kenapa Bah,” tanya istrinya.
Sambil mengangkat sandal sebelah kanan Ustad Farhan
menjawab,” Sandalku ...,” ternyata sandal yang dipaki putus sebekah, mereka
tertawa bersama.
“ Inilah sandal yang kupakai waktu melamarmu dulu,” ujar
Ustad Farhan sambil tertawa. Rupanya itulah sandal yang dulu pernah dipakai
untuk melamar, selama ini pula gak pernah di pakai.
Komentar
Posting Komentar