Sandal Pak Ustad

Sandal Pak Ustad
Oleh Kang Bari
6 Oktober 2017


Selesai solat isya santriwati bergegas ke kamar masing-masing mengambil buku, bersiap-siap untuk mengikuti kelas malam di aula asrama putri. Materi malam ini cukup menarik karena berkaitan dengan masalah remaja. Regu piket sibuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dipakai ustadzah Ainun untuk presentasi. Proyektor, layar, meja kecil dan kursi telah disiapkan semua. Sesuai jadwal acara dimulai pukul 19.15 , satu demi satu santriwati sudah menempati kursi aula tempat acara berlangsung. Sepuluh menit sebelum acara dimulai semua santriwati sudah  hadir. Lima menit kemudian Ustadzah. Ainun memasuki aula, mengenakan gamis warna ungu tua, jilbab ungu muda dan tidak ketinggalan kaca mata minusnya karena memang Beliau menderita rabun jauh. Senyumnya mengembang menyapa santriwati yang sudah dari tadi menunggu sembari mengucap,” Assalaamu’alaikum wr wb”.
Sepontan semua santriwati mewnjawab,” Wa’alaikumus salam wr wb”.

Acara kelas malam dimulai dengan lantunan surat alKahfi oleh salah seorang santriwati. Berlangsung dengan tertib, para santri putri sangat antusias selain memang materinya pas untuk para remaja juga karena Ustadzah Ainun sangat piawai dalam memberikan materi malam ini. Berjudul Pacaran menurut pandangan Islam di sampaiakn dengan power point dan dilengkapi juga dengan video penunjang yang pas sekali dengan judulnya. Pertanyaan pancingan dari Ustadzah menjadi motivai tersendiri bagi santriwati untuk merespon dan sekaligus membangkitkan  semangat bertanya juga. Sehingga terjadilah dialog banyak arah dan cukup rapi, karena memang dipandu oleh seorang  moderator yang sangat mahir dalam bidangnya.

Pada akhir acara di buat resume dari materi tersebut  kurang adalah:
Pengertian pacaran menurut KBBI karya Purwodarminto, pacaran adalah,” Pergaulan antara laki-laki dan perempuan, bersuka-sukaan mencapai apa yang mereka senangi”.
Hukum pacaran dalam Islam:
Dalam kegiatan muamalah aatu interaksi kepada sesama manusia, segala perbuatan asalnya adalah boleh, hingga ada dalil yang melarangnya, maka perbuatan tersebut menjadi haram. Dalam masalah pacaran ini ternyata ada dalil di dalam alQuran dan hadist yang melarngnya.
Firman Alloh SWT dalam Surat al Isra ayat 32.
“ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya  zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS.17;32)
Hadist Rasulullahi SAW.
“ Dari Ibnu Abas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullahi SAW berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali beserta ada mahramnya”. (Muttfaq alaihi).
Dengan dasar kedua dalil tersebut dan ditambah penggertian menurut KBBI, maka bisa disimpulkan bahwa secara umum pacaran dilarang di dlam agama islam.

Pukul 20.45 acara ditutup, Ustadzah Ainun meninggalkan ruangan diikuti  santriwati. Bersama Ustadzah Ainun adalah Ustadzah Nur Annisa yang sedari tadi menjadi moderator. Mereka berjalan berdua menuju kediaman ustadzah Nur Annisa yang berada di komplek pesantren. Sambil menunggu sang suami menjemput , mereka berdua diskusi ringan dan ngobrol santai kebetulan suami ustadzah Nur Annisa sedang mendapat tugas ke luar kota dari pesantren.

Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti di halaman pesantren, rupanya suami ustadzah Ainun sudah datang. Segeralah mereka berdua mengakhiri obrolanya dan pamit karena hari  sudah cukup malam. Mobil melaju meninggalkan halaman pesantren, beliau berdua pasangan yang sudah 10 tahun menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Pernikahan mereka tidak didahului dengan pacaran, dikenalkan oleh ustad dan ustadzahnya di pesanten tempat menimba ilmu. Setelah proses ta’aruf atau berkenalan maka dilanjutkan dengan pinangan. Dua bulan berikutnya dilaksanakan proses pernikahan. Dilaksanakan dengan cara yang sederhana , dihadiri oleh sanak saudara dekat, teman-teman dari pesantren serta ustad dan ustadzahnya. Ijab qobul mengambil tempat di masjid dekat rumah orang tua Ustadzah Ainun.

 Perjalanan menuju rumahnya melewati perkampungan yang masih tergolong sepi, menikmati perjalanan malam sembari menyaksikan keindahan bulan purnama. Sambil menikmati alunan nasyid “ Istri Sholehah”
Istri cerdik yang sholehah
Penyejuk mata penawar hati
Penajam pikiran
Di rumah dia istri di jalanan kawan
Di waktu kita buntu
Dia penunjuk jalan

 Pandangan kita diperteguhkan
Menjadukan kita tetap pendirian
Ilmu yang diberi dapat disimpan
Kita lupa dia mengingatkan

Dia umpama tongkat sibuta
Bila tiada satu kehilangan
Dia ibarat simpanan  ilmu
Semoga kekal diwariskan
                Tidak terasa perjalan sudah memasuki pekarangan rumah, Ustad Farhan mengarahkan mobilnya ke ruang parkir yang berada di sebelah kanan rumah. Mereka berdua turun dari mobil kemudian sambil bergandengan tangan berjalan beriringan menuju teras , saat kaki mau menginjak teras tiba-tiba Ustad Farhan mengeluh,” Waduh...,” sambil meliat kearah kaki kananya.
“ Kenapa Bah,” tanya istrinya.
Sambil mengangkat sandal sebelah kanan Ustad Farhan menjawab,” Sandalku ...,” ternyata sandal yang dipaki putus sebekah, mereka tertawa bersama.
“ Inilah sandal yang kupakai waktu melamarmu dulu,” ujar Ustad Farhan sambil tertawa. Rupanya itulah sandal yang dulu pernah dipakai untuk melamar, selama ini pula gak pernah di pakai.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nenek Bariyah Wanita Tangguh

Hamid

Pelukis