Menakar cinta Sang Mujahid

Menakar cinta Sang Mujahid

Di ceritakan ulang oleh Kang Bari


Ketika dirimu sedang mengasah pedang, tiba-tiba datanglah Rasulullahi SAW seraya mengucap salam, lantas dirimu kaget seraya menjawab dengan sedikit gugup. Kemudian Rasul bertanya," Wahai Zaid, selama ini kau sendirian saja."
" Aku bersama Allah, Ya Rasulullah," jawabmu.
"Bukan itu yang kumaksud Zaid," jawabRasulullah.
"Kenapa masih mebujang sampai saat ini, apa tidak ingin berumah tangga?" lanjut Rasulullah
"Sebenarnya ya ingin Ya Rasulullah, tetapi mana ada gadis yang mau dengan saya," jawabmu.
"Memang ada apa denganmu Zaid?" sela Rasulullah SAW lagi.
" Engkau tahu sendiri Ya Rasulullah, aku miskin dan tidak tampan," engkau  jujur.
"Kalau ada kemauan insya Allah ada jalan,"  begitu nasehat Rasulullahi SAW.
"  Kalau begitu aku mau Ya Rasulullahi," timpalmu lagi.
Kemudian Rasulullahi SAW pulang dan memerintahkan sekretarisnya membuat surat lamaran, setelah usai surat itu diantar ketempat tinggalmu.

Setelah surat kau terima berangkalah dirimu dengan membawa surat lamran itu ke rumah Said,seorang bangsawan awan yang kaya raya dan mempunyai anak gadis yang cantik jelita dan sholihah. Dengan penuh harap kau percepat langkahmu, tak kau hiraukan  panas matahari yang menyengat. Sedikit berlari melintasi ganasnya terik mentari digurun pasir.

Setibanya di rumah Said kau ucapkan salam. Tetapi karena juga masih ada tamu,  maka Said menerimamu di teras depan rumah.
"Wahai saudarku, Saya datang diutus Rasulullah SAW untuk mengantar surat buatMu,"
" Suatu kehormatan bagiku terima surat dari Rasulullah SAW," jawab Said seraya membuka surat dan membacanya. Terlihat kaget saat membaca karena isi surat itu ternyata lamaran darimu untuk putri Said yaitu Zulfah. Karena tradisi arab orang bangsawan nikah dengan bangsawan. Tiba-tiba Said bertanya padamu," Benarkah ini surat dari Tasulullah?"
"Benar, kapankah Engkau melihat aku pernah melihat aku berbohong," jawabmu meyakinkan Said.
"Tidak, aku tidak terima lamaran ini," jawab Said geram.


Mendengar ribut-ribut Zulfa muncul," Kenapa dengan tamu ini ayah, lebih baik disuruh masuk saja ke rumah."
"Ini ada pemuda yang datang melamarmu,"jawab Said.
Melihat kondisimu Zulfah kemudian menangis sambil berucap," Banyak pemuda tampan dan kaya yang menginginkan aku tapi aku tolak, mengapa ini datang pemuda itu ayah?"
"Saudaraku, bukan aku menghalangi niatmu melamar putriku, tetapi kamu mendengar sendiri dia yang tidak mau , maka kembalikan surat ini kepada Rasulullah" tegas Said padamu.


Mendengar nama Rasulullah disebut berhentilah tangis Zulfah kemudian dia beristighfar beberapa kali lalu bertanya kepada ayahnya," Ada apa dengan Rasulullah Ayah?" selidiknya.
"Surat lamaran itu yang mengirim Rasulullah," jawab Said.
"Mengapa tidak dari tadi ayah mengatakan kalau yang melamar Rasulullah. Kalau begitu nikahkan saja aku dengan pemuda ini," tegas Zulfah pada ayahnya.

Hatimu bagaikan melayang mendengar jawaban Zulfa, engkau merasakan kebahagiaan yang tiada terhingga, wajahmu berseri-seri. Akhirnya dirimu pamit dari hadapan Said dan putrinya. Sesampainya di masjid kemudian engkau sujud syukur. Rasulullah tersenyum melihat gerak-gerikmu berbeda dengan biasanya.
"Bagaimana Zaid?" tanya Rasulullah
"Alhamdulillah diterima Ya Rasulullah"
"Kamu sudah punya persiapan?"
Dirimu tak menjawab hanya tertunduk malu, memang engkau tak punya apa-apa. Tanpa menunggu jawabanmu Rasulullah memerintahkanmu untuk menenui Abu Bakar,Ustman, dan Abdul Rahman bin Auf.

Sesudah kau dapatkan uang yang banyak begegas dirimu pergi ke pasar membeli persiapan pernikahan. Selesai belanja kau pun kembali kemasjid. Di masjid kau dapati banyak sahabat berkumpul dengan membawa senjata perang.
"Ada apa ini?"tanyamu penuh keheranan.
"Hai Zaid, hari ini orang-kafir akan menghancurkan kampung kita." jawab mereka.
" Kalau begitu akan ku jual lagi persiapan untuk pernikahan ini, akan ku belikan kuda yang terbaik" ucapmu penuh semangat.
"Jangan Zaid, bukankah nanti malam kamu menikmati bulan madu, bagaimana kamu hendak berperang?" tanya para sahabat.
"Itu idak mungkin ," jawabmu tegas.
Lalu dirimu menyitir sebuah ayat yang berbunyi, “Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Qs. At Taubah : 24).

Akhirnya Engkau pun maju menunggang kuda pilihan  melesat ke medan pertempuran. Dengan gagah berani dirimu mengayunkan pedang di atas punggungkuda, menerjang barikade kaum kafir dan akgirnya mati syahid di jalan Allah.


Sampailah kabar sahidmu di hadapan RasulullahSAW, maka beliau tersenyum seraya berkata, "Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah."

Ketika kabar sahidmu sampai ke telinga Zulfah maka ia pun berujar," Walaupun aku tidak sempat menemanimu di dunia mudah-mudahan Allah takdirkan aku menemanimu di surga".


======>>>>> Argamakmur 26 Oktober 2017

Komentar

  1. Saya juga menuliskannya di blog saya, pak... http://coretanbasayev.blogspot.co.id/2017/10/lamaran-rasulullah.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nenek Bariyah Wanita Tangguh

Hamid

Pelukis