KURSI
0leh Kang Bari




Kursi teramsuk kata benda, yaitu tempat duduk yang berkaki dan bersadndaran.
Kursi makna kiasan, yaitu  kedudukan, jabatan ( dalam parlemen, kabinet dan sebagainya)
1.       Kursi makna pertama.
Dilihat dari bahan kusri ini banyak ragamnya;
a.       Kayu.
b.       Plastik.
c.       Rotan.
d.       Logam.
e.       Karet.
       f.  Semen.
       g. Bambu.


       2.  Dilihat dari penamaan:

        a. Kursi makan , kursi yang biasa di pakai tempat duduk saat makan di meja makan.
        b. Kursi goyang, kursi yang biasa digoyang-goyangkan ke depan dan ke belakang, biasanya                    digunakan saat istirahat.
        c. Kursi lontar, kursi yang digunakan untuk melontarkan penerbang dari dalam pesawat udara                  apabila keadaan memaksa, dengan cara ini badan penerbang tidak akan menyentuh bagian                  pesawat.
        d. Kursi listrik, kursi beraliran listrik , tempat menghukum mati para penjahat.
         e. Kursi malas, kirsi panjang untuk istirahat dan tiduranyang sandaranya landai.
         f. Kursi panjang, kursi yang dapat diduduki lebih satu orang atau disebut sofa..
         g. Kursi roda, yaitu kursi yang dipasang roda biasanya digunakan untuk orang yang sedang sakit

   3. Kursi makna kedua.
Kursi dalam makni ini akan lebih menarik bagi kalangan politikus, birokrat pengamat dan aktifis lainya. Pada saat-saat tertentu makna ini  menjadi pembicaraan hangat di warung kopi, terminal, bis kota, stasiun, bandara sampai gedung parlemen. Dari tukang becak, pemulung, kayawan , petani, pelajar mahasiswa sampai kepala negara. Di waktu pagi, siang, sore, dan malam hari.  Sehingga hampir semua topik akan berbicara masalah kursi dalam makna yang kedua ini.
Dari sini akhirnya muncul beberapa istilah; 
 a. Kursi empuk, yaitu jabatan aatu kedudukan yang enak.
 b. Kursi panas, yaitu jabatan yang untuk mendapatkanya penuh perjuangan. 
 c. Kursi basah, yaitu jabatan yang banyak duitnya.


=====รจ>>>>Argamakmur 27 Oktober 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nenek Bariyah Wanita Tangguh

Hamid

Pelukis